Selasa, 11 April 2017

PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN NASIONAL
Dari Mana Berasal Dan Ke Mana Perginya
  
A.  Apa Yang Menentukan Produksi Barang Dan Jasa Total?
Output barang dan jasa suatu perekonomian, dalam hal ini GDP bergantung pada:
(1)   jumlah input, disebut faktor-faktor produksi
(2)   kemampuan untuk mengubah input menjadi output, disebut fungsi produksi

Faktor Produksi
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dua faktor produksi yang paling penting adalah :
· Modal (K) >> seperangkat sarana yang dipergunakan oleh para pekerja, contohnya komputer untuk penulis, kalkulator untuk akuntan. Dinyatakan dalam simbol K
· Tenaga Kerja (L) >> waktu yang dihabiskan orang untuk bekerja.
Dengan anggapan faktor produksi sudah baku, maka asumsi perekonomian memiliki sejumlah modal tetap dan sejumlah tenaga kerja tetap. Dinyatakan sebagai berikut:
      
Garis datar diatas menunjukan bahwa setiap variabel tetap. Dengan asumsi bahwa faktor-faktor produksi digunakan sepenuhnya.

Fungsi Produksi
Fungsi produksi dinyatakan dalam persamaan: Y = F ( K , L ). Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output. Penemuan cara yang lebih baik dalam memproduksi barang, menghasilkan output lebih banyak, dengan jumlah modal dan tenaga kerja adalah tetap.

Banyak fungsi produksi memiliki sifat yang disebut skala hasil konstan (constant returns to scale). Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan presentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam presentase yang sama.
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika: zY = F ( zK, zL ) untuk semua angka positif z. Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita mengalikan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja dengan angka z, output juga dikalikan dengan z.

Penawaran Barang dan Jasa
Faktor produksi dan fungsi produksi bersama-sama menentukan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, yang sama dengan output perekonomian. Dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

B. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan Ke Faktor-Faktor Produksi?
Faktor produksi dan fungsi produksi menentukan jumlah output barang dan jasa, juga menentukan pendapatan nasional.

Teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional dibagi di antara faktor-faktor produksi. Teori ini didasarkan pada pemikiran klasik (abad ke-18) bahwa harga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang disini diterapkan pada pasar faktor produksi, bersama dengan pemikiran yang lebih baru (abad ke-19) bahwa permintaan atas setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. Teori ini, sering disebut teori distribusi neoklasik.

Harga faktor produksi
Harga faktor produksi adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi. Dua harga faktor produksi adalah upah (wage) yang diterima para pekerja dan sewa (rent) yang dikumpulkan oleh para pemilik modal.

Asumsi faktor-faktor produksi adalah tetap, perpotongan kurva permintaan faktor berbentuk miring ke bawah dan kurva penawaran tegak lurus, karena penawaran adalah tetap.
Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva penawaran berupa garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan permintaanmenentukan harga faktor produksi ekuilibrium.

Keputusan-Keputusan yang Dihadapi Perusahaan Kompetitif
Perusahaan kompetitif (competitive firm) relatif kecil ukurannya terhadap pasar dimana perdagangan berlangsung, sehingga memiliki pengaruh kecil terhadap pasar. Karena perusahaan kompetitif menetapkan harga output dan inputnya sebagaimana telah ditentukan.
Untuk mendapatkan produknya, perusahaan memerlukan dua faktor produksi, modal dan tenaga kerja. Sebagaimana kita lakukan untuk perekonomian agregat, kita tunjukkan teknologi produksi perusahaan itu dengan fungsi produksi Y = F ( K , L ) dimana
Y adalah jumlah unit yang diproduksi (output perusahaan)
K adalah jumlah mesin yang digunakan (jumlah modal)
L adalah jumlah jam kerja (jumlah tenaga kerja)

Perusahaan itu memproduksi lebih banyak output jika memiliki lebih banyak mesin atau jika pekerjanya bekerja lebih lama. Perusahaan itu menjual outputnya pada harga P, menggunakan pekerja pada upah W, dan menyewa modal pada bunga R. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba adalah penerimaan dikurangi biaya-penerimaan yang diperoleh pemilik perusahaan setelah membayar biaya produksi. Dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Laba = Penerimaan – Biaya Tenaga Kerja – Biaya Modal
           = ( P x Y ) – ( W x L ) – ( R x K )
Laba bergantung pada faktor produksi, Y diganti dengan faktor produksi:
Laba = P F(K,L) – WL – RK

Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa laba tergantung pada harga produk P, harga faktor produksi W dan L, dan jumlah faktor produksi L, dan K. Perusahaan kompetitif menggunakan harga produk dan harga faktor produksi yang sudah ditentukan serta memilih jumlah tenaga kerja dan modal yang memaksimalkan laba.

Permintaan Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Produksi
Perusahaan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang akan memaksimalkan laba.
Produk Marjinal Tenaga Kerja Jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap. Dinyatakan dalam fungsi:
MPL = F (K, L + 1) – F (K, L)

Persamaan ini menyatakan bahwa produk marjinal tenaga kerja adalah perbedaan antara jumlah output yang diproduksi dengan L + 1 unit tenaga kerja dan jumlah yang diproduksi hanya dengan L unit tenaga kerja.Kebanyakan fungsi produksi memiliki sifat produk marjinal yang semakin menurun (diminishing marginal product)

Dari  Produk Marjinal Tenaga Kerja ke Permintaan Tenaga Kerja
Keputusan untuk menambah tenaga kerja adalah membandingkan penerimaan ekstra dari kenaikan produksi yang dihasilkan tambahan tenaga kerja. Penerimaan dari tenaga kerja tambahan adalah MPL x P. Dinyatakan dalam persamaan:
DLaba = DPenerimaan  -  DBiaya
                                    = (P x MPL)   -   W
Bila P x MPL > W à tambahan unit tenaga kerja akan meningkatkan laba
Bila P x MPL = W à perusahaan tidak akan menambah tenaga kerja lagi. Permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja ditentukan dengan:
P x MPL = W dapat dituliskan dengan MPL = W / P
W/P adalah upah riil (real wage). Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menarik tenaga kerja sampai pada titik dimana produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil.

Produk Marjinal Modal (MPK) dan Permintaan Modal
adalah jumlah output tambahan yang diperoleh perusahaan dari unit modal tambahan, dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap konstan:
MPK = F (K + 1, L) – F (K, L)
Kenaikan laba dari menyewa mesin tambahan adalah penerimaan tambahan dari menjual output mesin tersebut dikurangi harga sewa mesin:
DLaba = DPenerimaan  -  DBiaya
                                    = (P x MPK)   -   R
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan terus menggunakan lebih banyak modal hingga MPK turun sama dengan harga sewa riil
MPK = R/P
Pembagian Pendapatan Nasional
Dengan asumsi perusahaan dalam perekonomian adalah kompetitif dan memaksimalkan laba, maka setiap faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses produksi.
Maka upah riil total yang dibayar ke tenaga kerja adalah MPL x L
Dan pengembalian riil total yang dibayarkan ke pemilik modal adalah MPK x K.
Pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba ekonomis (economic profit) dari para pemilik perusahaan.Laba ekonomis riil adalah:
Laba ekonomis = Y – (MPL x L) – (MPK x K)
Untuk menghitung Y, persamaan diatas diubah menjadi:
Y = (MPL x L) + (MPK x K) + Laba ekonomis
Dengan skala hasil konstan, maka laba ekonomis harus sama dengan nol. Sesuai dengan teorema Euler, yang menyatakan bahwa jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan maka:
F (K, L) = (MPK x K) + (MPL x L)
Jika setiap faktor produksi dibayar pada produk marjinalnya, maka jumlah pembayaran faktor ini sama dengan output total.

Bila pemilik modal dan pemilik perusahaan adalah orang yang sama, maka laba ekonomis dan pengembalian modal (return to capital) disatukan, jika disebut sebagai laba akuntansi, maka:
Laba akuntansi = Laba ekonomis + (MPK x K)
Jika asumsi ini mendekati gambaran duniat nyata, maka “laba” dalam pos pendapatan nasional seharusnya menjadi pengembalian modal.

Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Pembagian pendapatan nasional di antara modal dan tenaga kerja tetap konstan dalam periode jangka panjang. Pendapatan Modal = MPK x K = a Y dan Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1 - a)Y
a adalah konstanta antara nol dan satu yang mengukur bagian modal dari pendapatan.
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah F (K, L) = A Ka  L1- a
A adalah parameter yang lebih besar dari nol untuk mengukur bagian modal dari pendapatan.
MPL = (1 - a) A Ka  L1- a
MPK  = a A Ka  L1- a
Kenaikan MPL akan mengurangi MPK, demikian juga sebaliknya. Perkembangan teknologi yang meningkatkan parameter A membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara proporsional.
MPL = (1 - a) Y / L
MPK = a Y / K
Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi produksi adalah Cobb Douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional terhadap produktivitas rata-ratanya.

Teori dan sejarah menunjukkan adanya kaitan yang erat antara produktivitas tenaga kerja dan upah riil.

C. Apa Yang Menentukan Permintaan Terhadap Barang Dan Jasa
Dengan asumsi perekonomian tertutup, terdapat 3 komponen GDP, menunjukkan tiga penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan.
Y = C + I + G

Konsumsi
Seluruh bentuk konsumsi bersama-sama membentuk duapertiga GDP.
Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang mereka miliki, membayar pajak, dan keputusan untuk menabung dan untuk dikonsumsi.
Pendapatan disposable (Disposable income), adalah pendapatan setelah pajak, Y – T. Dengan asumsi tingkat konsumsi bergantung secara langsung pada pendapatan disposable, semakin tinggi disposable income, semakin tinggi konsumsi, maka:
C = C (Y – T)

Konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Hubungan antara konsumsi dan disposable income disebut fungsi konsumsi. Marginal Propensity to Consume (Kecenderungan mengkonsumsi marjinal) / MPC adalah jumlah perubahan konsumsi ketika pendapatan disposabe meningkat sampai satu satuan unit moneter. Nilai MPC diantara nol dan satu.

Investasi
Investasi dilakukan dengan membeli barang yang diharapkan akan menghasilkan barang lain.
Jumlah barang-barang modal yang diminta tergantung pada tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai invetasi.  Agar proyek investasi menguntungkan, hasilnya harus melebihi biayanya. Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit proyek investasi yang menguntungkan, dan jumlah barang-barang investasi yang diminta akan turun.

Tingkat bunga nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan; tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang.

Tingkat bunga riil (real interest rate) adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi; mengukur biaya pinjaman yang sebenarnya, membantu menentukan jumlah investasi.

I pada tingkat bunga riil r  :     I = I ( r )

Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga dari permintaan terhadap barang dan jasa. Pengeluaran epemerintah adalah pembelian dan pembayaran transfer ke rumah tangga. Pembayaran transfer mempengaruhi permintaan barang dan jasa secara langsung, merupakan lawan dari pajak maka meningkatkan disposable income rumah tangga.

Pemerintah memiliki anggaran berimbang G = T. dengan asumsi pembelian pemerintah adalah variable eksogen. Untuk menyatakan variable adalah tetap di luar model pendapatan nasional , dapat ditulis:

D. Apa Yang Membuat Permintaan Dan Penawaran Terhadap Barang Dan Jasa Ke Dalam 

Ekuilibrium?
Ekuilibrium di Pasar Barang dan Jasa: Penawaran dan Permintaan terhadap Output Perekonomian
Y = C + I + G
C = C (Y – T)
I = I ( r )

Fungsi produksi

menggabungkan persamaan menjelaskan penawaran dan permintaan terhadap output. Jika kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi menjadi identitas pendapatan nasional, didapatkan:
Y = C (Y-T) + I (r ) + G.
Karena variable G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi, maka dituliskan:

Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran outpur sama dengan permintaannya, yang merupakan jumlah konsumsi, investasi, dan pembelian pemerintah. Tingkat bunga r adalah satu-satunya variable yang ditentukan, karena tingkat bunga masih memaikan peran penting: tingkat bunga harus disesuaikan untuk menjamin bahwa permintaan terhadap barang dan jasa sama dengan penawarannya.

Semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah investasi, karenanya permintaan barang dan jasa semakin rendah. Demikian sebaliknya. Pada tingkat bunga ekuilibrium, permintaan untuk barang dan jasa sama dengan penawarannya.

Ekuilibrium di Pasar Uang:
Penarawan dan Permintaan terhadap Dana Pinjaman
Tingkat bunga merupakan biaya pinjaman dan pengembalian karena meminjamkan dana ke pasar keuangan. Identitas pos pendapatan nasional :
Y – C – G = I

Y – C – G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan pemerintah dipenuhi, inilah yang disebut tabungan nasional (national saving) atau ringkasnya tabungan (saving, S). Dalam bentuk ini, identitas pos pendapatan nasional  menunjukkan bahwa tabungan sama dengan investasi, I = S
Tabungan nasional bisa dipecah menjadi 2 – satu bagian tabungan sector swasta dan bagian lainnya tabungan pemerintah
S = (Y – T – G) + (T – G) = I
(Y – T – C) adalah disposable income dikurangi konsumsi, merupakan tabungan swasta
(T – G) adalah penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran pemerintah, yaitu tabungan publik

Persamaan ini menyatakan bahwa aliran ke pasar keuangan (tabungan swasta dan tabungan publik) harus menyeimbangkan arus keluar dari pasar keuangan (investasi).
Dengan substitusi fungsi konsumsi dan fungsi investasi, maka:
Y – C (Y – T) – G = I (r ) Dengan G dan T ditetapkan oleh kebijakan serta Y di tetapkan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi

Sisi kiri persamaan menunjukkan bahwa tabungan nasional bergantung pada pendapatan Y dan variable kebijakan fiscal G dan T. Untuk nilai Y, G dan T, tabungan nasional S juga tetap.
Sisi kanan persamaan menunjukkan bahwa investasi bergantung pada tingkat bunga.

Dari gambar, mirip dengan kurva penawaran dan permintaan barang tertentu, dapat diinterpretasikan barang adalah dana pinjaman (loanable funds) dan harga adalah tingkat bunga.
Pada tingkat bunga ekuilibrium, hasrat rumah tangga untuk menabung seimbang dengan hasrat perusahaan untuk menanamkan modal dan jumlah dana pinjaman yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.

Perubahan dalam Tabungan: Dampak Kebijakan Fiskal
Peningkatan Pembelian Pemerintah
Kenaikan pembelian pemerintah DG, dampak langsung adalah meningkatkan permintaan barang dan jasa sebesar DG. Karena output total adalah tetap, disposable income (Y – T) tidak berubah, konsumsi C tidak berubah, maka harus dipenuhi dengan penurunan investasi sebesar DG. Agar investasi turun, tingkat bunga harus dinaikkan. Pembelian pemerintah disebut crowd out investasi.
Peningkatan pengeluaran Pemerintah didanai dengan meminjang, yaitu mengurangi tabungan publik, karena tabungan publik tidak berubah maka pinjaman pemerintah ini akan mengurangi tabungan nasional.

Penurunan Pajak
Penurunan pajak DT, dampak langsung adalah peningkatan disposable income/konsumsi. Disposable income naik sebesar DT, maka konsumsi naik sebesar DT dikali MPC.
Karena output total tetap, G tidak berubah, harus dipenuhi dengan penurunan investasi sebesar DT. Penurunan pajak, seperti peningkatan pembelian pemerintah disebut crowd out investasi

Perubahan Penerimaan Investasi
Permintaan inestasi ditingkatkan melalui inovasi teknologi, kebijakan pemerintah melalui undang-undang pajak.

Dalam bab ini mengembangkan model yang menjelaskan produksi, distribusi, dan alokasi output barang dan jasa perekonomian. Model ini didasarkan pada asumsi klasik bahwa harga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintan.

Model ini, harga faktor produksi menyeimbangkan pasar faktor produksi dan tingkat bunga menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap barang dan jasa, model ini disebut model ekuilibrium umum.

Model ini menjelaskan bagaimana pendapatan dibagi di antara faktor-faktor produksi dan harga faktor bergantung pada penawaran faktor.

Menjelaskan bagaimana kebijakan fiscal mengubah alokasi output diantara penggunaan alternatifnya konsumsi, investasi dan pembelian pemerintah.

PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI

Pengantar Fluktuasi Ekonomi

Siklus Bisnis
Fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja (employment) disebut siklus bisnis. Pada bab-bab sebelumnya, kita mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan bagaimana perekonomian bergerak dalam jangka-panjang; sekarang kita akan mencoba memahami bagaimana perekonomian bergerak dalam jangka-pendek.

GDP dan Komponen-komponennya
GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian. Biro Penelitian Ekonomi Nasional (NBER) adalah penentu resmi (di AS) apakah perekonomian mengalami resesi. Resesi biasa didefinisikan oleh suatu periode di mana ada dua penurunan berturutan pada GDP riil. Dalam resesi, baik konsumsi dan investasi menurun; namun, investasi (perlengkapan bisnis, konstruksi, perumahan baru dan inventaris) bahkan lebih riskan terhadap penurunan.

Okun's Law
Dalam resesi, pengangguran meningkat. Hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara pengangguran dan GDP ini disebut Hukum Okun (Okun’s Law), dari Arthur Okun, ekonom yang pertama mempelajarinya. Secara ringkas, ini didefinisikan sebagai :

Perubahan Persentase GDP Riil = 3,5% - 2 ´ Perubahan Tingkat Pengangguran
Jika tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sekitar 3,5 persen. Untuk setiap poin persentase tingkat pengangguran meningkat, pertumbuhan GDP riil biasanya turun sekitar 2 persen.  Jadi, jika tingkat pengangguran naik dari 5 ke 8 persen, maka pertumbuhan GDP riil akan menjadi Perubahan persentase GDP riil = 3,5% - 2 ´ (8% - 5%) = - 2,5% Dalam kasus ini, GDP akan turun 2,5%, mengindikasikan bahwa  perekonomian sedang mengalami resesi.

Indikator Ekonomi Utama
Banyak ekonom dalam bisnis dan pemerintah memiliki peran meramalkan fluktuasi jangka-pendek perekonomian. Salah satucara yang para ekonom gunakan untuk meramal adalah melihat pada indikator utama (leading indicators). Tiap bulan, Conference Board, sebuah kelompok riset ekonomi
swasta mengumumkan indeks dari indikator-indikator ekonomi utama, yang terdiri dari 10 seri data
1)      Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
2)      Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
3)      Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
4)      Pesanan baru, barang modal non pertahanan
5)      Kinerja produsen
6)      Pemberian izin gedung baru
7)      Indeks harga saham
8)      Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
9)    Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun dan surat utang berjangka 3 bulan

1     Indeks harapan konsumen

Horizon Waktu pada Makroekonomi
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada jangka pendek MENGAPA ?
Jangka pendek dan panjang berbeda pada perilaku harga.Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi pada  perubahan penawaran atau permintaan. Pada jangka pendek, banyak harga yang “kaku” pada tingkat tertentu.Karena harga berperilaku beda pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi memiliki dampak berbeda pada horizon waktu berbeda. Mari kita lihat bagaimana hal ini terjadi.



Model Penawaran Agregat  dan Permintaan Agregat
Model makroekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam  jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam
jangka pendek
 
Permintaan Agregat
Permintaan Agregat (Aggregate demand, AD) adalah hubungan antara  jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin beli pada tiap tingkat harga tertentu. Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY), di mana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Tidak realistis, namun asumsi yang memudahkan yaitu  perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika memahami persamaan ini,  ingat persamaan kuantitas dapat ditulis ulang dalam istilah penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P = (M/P)d = kY, di mana k = 1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa  permintaan adalah proporsional terhadap output. Asumsi perputaran konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan akan keseimbangan uang riil per unit output.

Kurva Permintaan Agregat
Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif  antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan  untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y.

Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.


TINGKAT
HARGA
                                                                                             AD                                    ­Y = MV/¯P

                                                     OUT PUT ( Y )

Pikirkan tentang penawaran dan permintaan keseimbangan uang riil. Jika output lebih tinggi, orang terlibat transaksi lebih banyak dan butuh keseimbangan riil M/P lebih tinggi. Untuk jumlah uang beredar M tetap, keseimbangan riil lebih tinggi berdampak tingkat harga lebih rendah. Sebaliknya, jika tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil lebih tinggi; tingkat keseimbangan riil lebih tinggi memungkinkan volume transaksi yang lebih besar, yang berarti jumlah output diminta lebih besar.

Kurva permintaan agregat digambar untuk nilai tertentu dari jumlah uang beredar. Dengan kata lain, ini menyatakan kombinasi-kombinasi yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser.

Penurunan jumlah uang beredar M
mengurangi nilai output nominal PY.
Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih rendah. Jadi,
penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke dalam dari
AD ke AD'.
                                                                                                                                            
Penawaran Agregat
Penawaran Agregat (Aggregate Supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa  memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang  tapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan-hubungan pada penawaran agregat bergantung pada horizon waktu ada dua kurva penawaran agregat berbeda : kurva penawaran agregat jangka-panjang (long-run aggregate supply curve, LRAS) dan kurva penawaran agregat jangka-pendek (short-run aggregate supply curve, SRAS). Kita juga harus mendiskusikan bagaimana perekonomian membuat transisi dari jangka pendek ke jangka panjang. Tapi, pertama-tama, kita buat kurva penawaran jangka-panjang (LRAS).

Jangka Panjang Kurva Penawaran Agregat-Vertikal
Karena model klasik menggambarkan bagaimana perekonomian berjalan dalam jangka panjang, kita dapat mengambil kurva penawaran agregat jangka-panjang dari model klasik. Ingat jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah tertentu dari modal dan tenaga kerja dan teknologi yang tersedia.  Untuk  ini, kita tulis Y = F(K, L) = Y Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga.

Kurva penawaran agregat-vertikal memenuhi dikotomi klasik, karena menunjukkan tingkat output tak tergantung jumlah uang beredar. Tingkat output jangka-panjang ini, Y, disebut kesempatan kerja penuh (full-employment) atau tingkat output alami (natural). Ini adalah tingkat output di mana sumber-sumber daya perekonomian dikaryakan sepenuhnya, atau lebih realistis, di mana pengangguran berada pada tingkat wajarnya

Jangka Pendek: Kurva Penawaran Agregat  Horizontal
Ingat kurva LRAS vertikal mengasumsikan perubahan tingkat harga tak berdampak lama pada Y (karena proses kliring-pasar)--yang jadi model untuk memeriksa jangka panjang. Tapi kita butuh teori untuk jangka pendek, didefinisikan sebagai interval waktu di mana pasar tidak sepenuhnya bergerak ke arah keseimbangan.

Pendekatan sederhana, tapi berguna yaitu asumsi kekakuan harga jangka-pendek berarti kurva penawaran agregat adalah datar. Seiring AD bergeser ke AD¢ kita bergerak pada arah barat-timur ke titik B pada kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Maka, dalam jangkan panjang, kita bergerak dari B ke C (bergerak ke atas sepanjang AD¢).

Ekuilibrium Jangka-Panjang
Dalam jangka panjang, perekonomian ada pada perpotongan kurva penawaran agregat jangka-panjang dan kurva permintaan agregat. Karenaharga-harga telah disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini pula.

Penurunan Permintaan Agregat
Perekonomian mulai pada ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka,  penurunan permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan jumlah uang beredar M, menggeser perekonomian dari titik A ke titik B, di manaoutput di bawah tingkat alaminya. Seiring harga turun, perekonomian pulih dari resesi, bergerak dari titik B ke titik C.

Kebijakan Stabilisasi
Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks). Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan (demand shock).
Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekono-mian mendorong output dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya.

Satu tujuan dari model penawaran/permintaan agregat adalah untuk membantu menjelaskan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi. Ekonom memakai istilah kebijakan stabilisasi (stabilization policy), merujuk pada aksi kebijakan yang diambil untuk mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Kebijakan stabilisasi mencoba memperkecil siklus bisnis dengan menahan output dan kesempatan kerja sedekat mungkin dengan tingkat alaminya. Model pada bab ini adalah versi lebih sederhana dari model yang akan kita lihat pada bab-bab berikutnya.

Guncangan pada Permintaan Agregat
Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Kenaikan permintaan agregat, akibat peningkatan perputaran uang,menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output di atas tingkat alaminya. Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ketingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.

Guncangan pada Penawaran Agregat
Guncangan penawaran yang memperburuk meningkatkan biaya dan harga.  Jika AD dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, mengarah pada stagflasi—kombinasi kenaikan harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami pada titik A.

Mengakomodasi Guncangan Penawaran yang Memperburuk
Menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen.

Konsep-konsep Penting Bab 9
Permintaan agregat (Aggregate demand)
Penawaran agregat (Aggregate supply)
Guncangan (Shocks)
Guncangan permintaan (Demand shocks)                                                                 
Guncangan penawaran (Supply shocks)                                                                     

Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy)

PERTUMBUHAN EKONOMI II

PERTUMBUHAN EKONOMI II

TEKNOLOGI, EMPIRIS DAN KEBIJAKAN

A.      Kemajuan Teknologi dalam Model Solow
Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi,menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan ekonomi. Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga negara, kita harus menanyakan lima pertanyaan.
1) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit?
2) Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ?
3) Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya dorong?
4) Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi dimanfaatkan sebaik-baiknya?
5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan teknologi?

Efisiensi Tenaga Kerja
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai :
Y = F (K, L E)

L x E =  mengukur jumlah pekerja.
 Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E.
 Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan pekerja L x E. Esensi model ini adalah kenaikan E  (efisiensi) analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain, seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif) dapat dianggap sebagai dua pekerja. L x E berlipat ganda dan perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang meningkat.
Tenaga Kerja Menambah Kemajuan Teknologi (Labor Augmenting Technological Progress). g di sebut sebagai rate Labor Augmenting Technological Progress. Karena : tenaga kerja L, tumbuh pada kecepatan n, dan efisiensi setiap tenaga kerja E tumbuh pada kecepatan g. Jumlah tenaga kerja efektif L x E tumbuh pada kecepatan n+g

Kondisi Mapan pada Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan E  tumbuh pada tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n jadi jumlah pekerja L x E tumbuh pada tingkat n + gSekarang, perubahan persediaan modal per pekerja : Dk = i –(d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k).
Catat : k = K/LE  dan y=Y/(L x E).
Jadi, y = f(k) sekarang berbeda. Juga, bila g ditambahkan, gk diperlukan untuk menyediakan modal pada “pekerja efektif” baru muncul oleh kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat g mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n.

Sekarang Karena k  didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(kmengatasi dengan tepat penurunan pada k  karena depresiasi, pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi.

Dampak Kemajuan Teknologi
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k), output per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y x E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total Y = y x (E x L) tumbuh pada tingkat n + g

Hanya kemajuan teknologi dapat menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan dan kenaikan standar kehidupan berkelanjutan Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidah Emas. Tingkat modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan per pekerja efektif adalah :
c*= f (k*) - (d + n + g) k*
Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika
MPK = d + n + g
 disusun ulang,
MPK - d = n + g
Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, MPK - d, sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian aktual mengalami baik pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih banyak atau sedikit daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas.

Tingkat Pertumbuhan kondisi-mapan pada Model Solow dengan Kemajuan Teknologi

VARIABEL
SIMBOL
Tingkat Pertumbuhan Kondisi Mapan
Modal per pekerja efektif
k = K/(E x L)
0
Output per pekerja efektif

y = Y/(E x L) = f(k)
0
Output per pekerja
Y/L = y x E
0
Output total
Y = y x (E x L)
n+g



B.      Dari Teori Pertumbuhan ke Bukti Nyata Pertumbuhan

Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada standar kehidupan. Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori menemui kenyataan.
       
       Pertumbuhan Berimbang
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan. Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth).
Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu.

Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi persediaan modal) telah sekitar sama.

Konvergensi
Sifat mengejar ketertinggalan disebutkonvergensi. Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin akan tetap miskin. Model Solow membuat prediksi tentang kapan konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital ).

Akumulasi Faktor Vs Efisiensi Produksi
Perbedaan pendapatan adalah hasil dari :
1)   Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human capital
2)   Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilannya secara optimal. Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah apakah kesenjangan besar antara kaya dan miskin disebabkan oleh perbedaan akumulasi modal, atau perbedaan fungsi produksi.

Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan. Suatu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas, yang memaksimumkan konsumsi per pekerja. Mari kita gunakan Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS. Membandingkan Produk marjinal modal neto dari depresiasi (MPK – d ) dan Tingka pertumbuhan output total (n + g).

Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK – d) = (n + g)
Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas
Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih banyak daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d < n + g)
Jika perekonomian beroperasi dengan modal lebih sedikit daripada kondisi mapan Kaidah Emas, maka (MPK – d > n + g)
Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu menaksir tangka pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal modal neto(MPK – d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun, jadi,n + g = 0.03.

Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto dari fakta-fakta berikut :
1)Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k  = 2.5y
2)Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk  = 0.1y
3)Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK x k  = 0.3y

Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan membagi persamaan 2 dengan persamaan 1:
d/k= (0.1y)/(2.5y)
d = 0.04
Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK) dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1:
(MPK k)/k = (0.3y)/(2.5y)
MPK= 0.12
Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal modal neto, MPK – d,
 sekitar 8 persen per tahun.

Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal (MPK  – d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan perekonomian (n + g = 3 persen per tahun). Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS menabung dan menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai kondisi mapan dengan konsumsi lebih tinggi.
               
C.   Kebijakan Untuk Mendorong Pertumbuhan Untuk Mengevaluasi Tingkat Tabungan
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam pendapatan pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya. Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga dan perusahaan.

Mengubah Tingkat Tabungan
Cara langsung pemerintah mempengaruhi tingkat tabungan adalah melalui tabungan publik, yaitu perbedaan antara penerimaan pemerintah dari pajak dan belanja yang dilakukan. Jika belanja melebihi penerimaan, maka pemerintah akan mengalami defisit belanja, yang kemudian menaikkan suku bunga dan investasi akan turun. Penurunan persediaan modal akan menjadi bagian dari beban hutang nasional. Sebaliknya jika belanja lebih sedikit dari pendapatan pajak, maka pemerintah akan surplus, sehingga bisa digunakan untuk melunasi hutang dan mendorong investasi. Pemerintah juga dapat mempengaruhi tingkat tabungan melalui tabungan swasta, yaitu tabungan rumah tangga dan perusahaan. Fakta di lapangan, tingkat tabungan swasta sering dipengaruhi oleh berapa bunga yang akan mereka peroleh, dan tingkat bunga ini bisa dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan menaikkan pajak akan mengurangi tingkat tabungan swasta karena tingkat bunga akan turun. Sebaliknya perlakuan khusus kantor pajak terhadap tabungan dapat meningkatkan animo masyarakat untuk menabung.

Mengalokasikan Investasi Perekonomian
Pemerintah hendaknya menginvestasikan modalnya untuk membangun infrastruktur pada bidang yang menghasilkan MPK terbesar. Beberapa ekonom mendesak pemerintah agar menciptakan tingkat perlakuan pajak yang adil bagi tiap bidang investasi. Sementara ekonom lain berpendapat pemerintah hendaknya secara aktif mendorong bentuk penanaman modal tertentu, seperti investasi pada teknologi terbaru yang membuat proses produksi lebih efisien sehingga produksi bisa meningkat. Namun sebagian besar ekonom skeptis terhadap kebijakan pemerintah dalam bidang teknologi, karena :
·     Mengukur eksternalitas (akibat positif dan negatif dari penggunaan teknologi) dari sektor yang berbeda adalah mustahil
·     Proses politik yang tidak sempurna, terutama ketika pemerintah mendukung proses teknologi pada bidang tertentu, maka akan ada reward dari pihak investor sebagai bagian dari pengaruh kekuasaan legislatif.

Proses politik yang tidak sempurna, terutama ketika pemerintah mendukung proses teknologi pada bidang tertentu, maka akan ada reward dari pihak investor sebagai bagian dari pengaruh kekuasaan legislatif.

Membangun Institusi Yang Tepat
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur alokasi sumber daya mereka yang langka. Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang ada dalam infrastruktur politik.

Mendorong Kemajuan Teknologi
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya.

D.   Di Luar Model Solow :
Tujuan adanya teori pertumbuhan ekonomi adalah menjelaskan bagaimana peningkatan standar hidup di suatu negara bisa berjalan sangat cepat. Dalam Model Solow ditunjukkan bahwa peningkatan ekonomi yang sangat pesat adalah karena faktor teknologi. Solow mengasumsikan bahwa perubahan teknologi terjadi karena pengaruh dari luar (eksogen). Lalu lahirlah teori Pertumbuhan Endogen yang menolak asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi eksogen (yang berasal dari luar).

Model Sederhana
Persamaan pertama yang sederhana :
Y = AK     di mana Y : output K  : persediaan modal. A : konstanta yang mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal

catatan : Fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian menurun. Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara model pertumbuhan endogen ini dan model Solow.
Persamaan kedua tentang akumulasi modal ∆K = sY –dK Dimana :
∆K  : perubahan persediaan modal
sY  : investasi
dK : depresiasi
Kita gabungkan persamaan ini menjadi :
∆K = sY – dK
∆K = sAK –dK
∆K/K = sA –d 
∆Y/Y =∆K/K = sA –d

Sepanjang sA > d , pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan.

Model Dua Sektor
Diasumsikan perekonomian memiliki dua sektor, yaitu perusahaan manufaktur dan penelitian universitas. Perusahaan Manufaktur :
Y = F[K,(1-u)LE)
Riset Universitas :
∆E = g(u)E
Akumulasi modal :
∆K = sY− dK

Dimana :
 Y : total output dari perusahaan manufaktur
F : fungsi produksi
K : modal
L : tenaga Kerja
u : pecahan dari kekuatan tenaga kerja di Universitas
1-u : pecahan dari kekuatan tenaga kerja di perusahaan manufaktur
 E : persediaan pengetahuan ( dimana hal in menentukan efisiensi dari tenaga kerja)
∆E : perubahan/tingkat kemajuan pengetahuan g : fungsi yang menunjukkan bagaimana pertumbuhan pengetahuan tergantung dari pecahan dari kekuatan tenaga kerja di universitas
∆K perubahan persediaan modal
sY  : investasi
dK  : depresiasi
Jika kita menggandakan jumlah modal (K) dan jumlah pekerja effektif ((1-u)LE), maka output berupa barang dan jasa juga akan menjadi ganda.

Jika u konstan, maka fungsi g(u) juga konstan. Akibatnya ∆E hanya ditentukan oleh berapa besar E (efisiensi tenaga kerja) yang memiliki pertumbuhan yang konstan. Pertumbuhan konstan ini secara tepat adalah sama dengan asumsi yang dibuat dalam Model Solow yaitu kemajuan teknologi. Hasil yang sama juga akan terlihat pada persamaan akumulasi modal. Dan hasilnya, untuk setiap besaran u model pertumbuhan endogen akan sama saja dengan Model Solow.
 Dalam Model Solow, variabel s menentukan kondisi mapan dari persediaan modal. Sementara di teori endogen, u menentukan pertumbuhan persediaan pengetahuan. Keduanya s dan u memengaruhi tingkat penghasilan, walaupun hanya u yang memengaruhi kondisi mapan dari tingkat penghasilan.

Penelitian dan Pengembangan Mikro ekonomi
Teori endogen membantu kita memahami bagaimana proses teknologi berjalan yaitu melalui pertambahan pengetahuan. Namun teori ini hanya menjelaskan secara mendasar penciptaan sebuah pengetahuan. Padahal kalau kita berfikir sejenak, maka ada hal lain yang perlu dipertimbangkan :
·    Walaupun pengetahuan secara garis besar adalah barang publik, tapi banyak penelitian dilakukan oleh perusahaan dengan motif mencari keuntungan.
·    Penelitian sangat menguntungkan karena penemuan dapat memberikan perusahaan sebuah monopoli sementara, akibat sistem paten maupun keuntungan karena menjadi perusahaan pertama dengan produk terbaru.
·    Ketika perusahaan yang satu menemukan sesuatu, maka perusahaan yang lain akan berusaha membangun inovasi generasi selanjutnya yang lebih sempurna
       
       Proses Penghancuran Kreatif
       Dalam bukunya Capitalism, Socialism, and Democracy, ekonom Joseph Schumpeter menyatakan          bahwa kemajuan ekonomi berasal dari proses penghancuran kreatif. Penggerak kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara baru menhasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain. Dengan penemuan baru, seorang enterpreneur ketika melempar produk ke pasar mereka akan memperoleh tingkat monopoli tertentu. Tingkat monopoli inilah yang menjadi motivasi enterpreneur, karena monopoli berarti profit yang besar. Adanya pemain baru dalam pasar adalah hal yang bagus bagi konsumen, karena mereka akan mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Akan tetapi keadaan ini akan menjadi sulit bagi pemain lama yang sulit bersaing dengan pemain baru. Jika mereka tidak siap, mereka akan tersingkir dari persaingan. Seiring berjalannya waktu proses ini akan terulang kembali. Pemain baru telah menjadi pemain yang telah lama menguasai pasar dengan keuntungan yang melimpah sampai datang pemain yang lebih baru dengan inovasi generasi selanjutnya. Tersingkirnya pemain lama dalam industri oleh pemain baru karena adanya inovasi inilah yang dinamakan dengan penghancuran kreatif