Jumat, 19 Mei 2017

PENAWARAN AGREGAT I

PERMINTAAN AGREGAT I

1.2     Permintaan Agregat : Tingkat Harga Dan Perbelanjaan Riil
Perbelanjaan agregat ( aggregate expenditure atau AE ) adalah konsep yang banyak digunakan dalam analisis model pertama, yaitu analisis yang memisalkan bahwa harga dan suku bunga tetap. Dalam analisis tersebut perbelanjaan agregat memberikan gambaran tentang tingkat perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Permintaan agregat atau aggregate demand (AD) menggambarkan hubungan yang sedikit berbeda. Permintaan agregat menunjukkan suatu hubungan diantara tingkat harga dengan nilai riil perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian.
      Permintaan Agregat ( Aggregate Demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin dibeli pada tiap tingkat harga tertentu.
      Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY) ,tidak realistis, namun asumsi yang memudahkan yaitu perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika memahami persamaan ini, ingat persamaan kuantitas uang riil yaitu : M/P = (M/P)d = kY, dimana k=1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output.
      Kurva permintaan agregat menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga (P) dan jumlah barang dan jasa yang diminta (Y). Digambarkan untuk nilai jumlah uang yg beredar (M) tertentu. Kurva ini miring kebawah : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah keseimbangan riil M/P , dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yg diminta.
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dalam perekonomian. Sifat kurva AD menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :
a.       Pendapatan disposible (Yd) atau pengeluaran konsumsi
b.      Tingkat bunga (r)
c.       Investasi (I)
d.      JUB (real money supply atau Ms/P)
e.       Pengeluaran pemerintah (G)
f.        Pajak (T)
g.      Pendapatan luar negri (Yf)
h.      Harga luar negri ( Pf)
i.        Nilai tukar riil ( Exchange rate atau ER)
Kenaikan didalam pendapatan disposible (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G), pendapatan luar negri (Yf), tingkat harga luar negri (Pf) dan penurunan tingkat bunga (r), pajak (T) dan nilai tukar kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf dan kenaikan didalam I, T, E, R tersebut akan menurunkan AD atau menggeser kurva AD ke kiri atas.
Secara sistematis :
      Y =C + I + G + NX (Perekonomian Tertutup)
      Y = C + I + G + (X-M) (Perekonomian Terbuka)
Dimana :
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Hubungan yang ditunjukkan :
      Hubungan tingkat harga dan konsumsi
     (P) ↓    (C) ↑    → (AD) ↑
Pada saat harga turun pasti masyarakat akan menaikkan konsumsi sehingga permintaan akan barang/jasa akan naik dan menyebabkan AD naik.
      Hubungan tingkat harga dan investasi
     (P) ↓    (r) ↓     → (AD) ↑ dan (I) ↑
      Hubungan tingkat harga dan expor neto
     (P) ↓    (r) ↓     (M) ↓   → (X-M) ↑ dan (AD) ↑
1.2    PERGESERAN KURVA AD KE LUAR
Seiring tingkat harga menurun, Kita bergerak kebawah sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.
Peningkatan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat hargat P tertentu output Y menjadi lebih tinggi. Jadi peningkatan JUB menggeser kurva AD ke luar dari AD’ menjadi AD. Seperti gambar dibawah ini :
     1.3   PERGESERAN KURVA AD KE DALAM
Penurunan JUB, mengurangi nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga tertentu output Y menjadi lebih rendah. Jadi penurunan JUB menggeser kurva AD kedalam dari AD menjadi AD’.
1.4    PROSES PRODUKSI DAN PENDAPATAN MASYARAKAT
Dijelaskan sebagai berikut :
Produsen membuat rencana untuk produksi dengan melihat situasi/kondisi pasar barang, kemudian dilakukan proses produksi yang kemudian menghasilkan barang dan jasa (Q) , juga produsen memberikan upah atau balas jasa kepada karyawan yang menjadi penghasilan (Y). Dan dari penghasilan (Y) tersebut digunakan untuk konsumsi (C) juga untuk saving (S). Dari barang dan jasa (Q) yang dihasilkan didistribusikan kedalam pasar barang.
1.5  FUNGSI INVESTASI
Variabel ekonomi ditentukan oleh tingkat bunga dan Marginal Efficiency of Capital (MEC). Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC).
·         Bila MEC lebih kecil dari tingkat bunga, maka investasi tidak dilaksanakan
·         Bila MEC lebih besar dari tingkat bunga, maka investasi dilaksanakan
Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa yang akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk invesatasi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat?
Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan (expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan. Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif, berbanding terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku maka semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tersebut dapat juga dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
I = K – bi b > 0 (5.8)
 Gambar 5.2
Marginal Efficiensy of Capital atau harapan keuntungan dari investasi yang dikeluarkan, dapat dinyatakan dengan hubungan investasi kumulatif dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik.
K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan.
Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik, kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari luar negeri.
Setelah diketahui faktor yang mempengaruhi komponen aggregate demand maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaiman mekanisme komponen AD tersebut mempengaruhi output atau pendapatan.Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep multiplier. Sebelum diterangkan lebih lanjut maka ada beberapa asumsi yang harus dibuat, yaitu,
Pertama, pengeluaran pemerintah (G) adalah exogenous, artinya besarnya tidak ditentukan didalam sistem atau ditentukan oleh faktor-faktor tertentu yang tidak dapat diprediksi.Faktor yang menentukan besarnya anggaran pemerintah lebih banyak ditentukan oleh kemauan politik pemerintah, bukan variable ekonomi.
Kedua, pengeluaran investasi juga diasumsikan exogenous, hal ini semata-mata untuk memudahkan dalam analisis.Sebetulnya investasi, seperti diuraikan diatas, ditentukan oleh tingkat bunga (i), tetapi dalam uraian berikut ini sementara dinggap exogenous.
Ketiga, analisis dilakukan dalam ekonomi tertutup, artinya tidak ada export dan import dalam pengeluaran agregat (AD). Ketiga asumsi ini tidak mengurangi atau merubah validitas analisis yang dilakukan. Bila ketiga asumsi ini dimasukkan dalam analisis maka hasilnya akan tetap sama.
Sekarang kita mulai analisis dengan sebuah contoh berikut. Misalnya, bila pengeluaran aggregate dinaikan sebesar D maka berapa besar dampaknya terhadap output? Bila ada tambahan pengeluaran aggregate atau permintaan agregat sebesar D maka akan terjadi tambahan produksi sebesar D dan kenaikan output atau income sebesar D juga. Selanjutnya pengeluaran sebesar D tadi akan menjadi pendapatan bagi penjual yang menerima pengeluaran D. Oleh penjual ini uang sebesar D akan dibelanjakan lagi untuk memenuhi kebutuhannya tetapi tidak sebesar D. Besarnya pengeluaran pada putaran kedua ini adalah z∆ D yaitu sesuai dengan kecenderungan berbelanja mereka atau Marginal Propencity to Consume (MPC). Tambahan income yang tercipta adalah sebesar ∆D + z∆D atau (1+z) ∆D. Demikianlah seterusnya akan terjadi pelipatan dampak secara berantai melalui putaran pengeluaran antara konsumen dan penjual atau produsen. Dampak akhir dari tambahan pengeluaran sebesar ∆D adalah sebesar 1/(1-z) kali ∆D yang merupakan penjumlahan dari semua tambahan income pada setiap putaran (Tabel 5.1).
TABEL 5.1 Multiplier atau faktor pelipat
Putaran
Penambahan Permintaan
Penambahan Produksi
Jumlah Kenaikan Output
1
∆ D
∆ D
∆ D
2
z∆ D
z∆ D
(1+z) ∆ D
3
z²∆ D
z²∆ D
(1+z+z²)∆ D
4
z³∆ D
z³∆ D
(1+z+z²+z³)∆ D
Penjumlahan
Tambahan pengeluaran ∆ D dapat berupa konsumsi, investasi atau pengeluaran pemerintah dan dampak akhirnya hampir sama bila pengeluaran tersebut diasumsikan sebagai pengeluaran independent, atau disebut dengan pengeluaran autonomous, artinya tidak tergantung dengan faktor lain.
Dari uraian diatas dapat ditulis bahwa total tambahan income adalah sebagai berikut:
∆ AD = = ∆ Y0 (5.8)
Dimana = α = multiplier. Atau dapat juga ditulis :
Bila pengeluaran naik sebesar 100 juta dan MPC adalah 0.8, berapa tambahan pendapatan akibat tambahan pengeluaran tersebut? Dengan memasukkan angka diatas maka didapat tambahan pendapatan ∆Y = 1/(1-0,8) kali 100 = 500 juta. Berarti multipliernya adalah sebesar 5 kali lipat. Multiplier didefinisikan sebagai besarnya kelipatan perubahan output akibat perubahan satu unit pengeluaran (C, I, G).
Formula multiplier ini dapat diturunkan dengan cara lain. Besarnya setiap perubahan output yang terjadi harus sama dengan besarnya perubahan aggregate demand sehingga,
∆ Y0 = ∆ AD. (5.9)
Tambahan pengeluaran (∆AD) sama dengan tambahan pengeluaran putaran pertama ∆D ditambah dengan pengeluaran yang disebabkan oleh pelipatan (multiplier), c∆Y0 sehingga
∆ AD = ∆ D + c∆Y0 (5.10)
Gabungan persamaan (5.9) dengan (5.10) didapatkan persamaan,
∆ Y0 = ∆ D + c∆Y0
c∆ Y0 = (5.11)
Atau multiplier dapat juga diturunkan dari persamaan konsumsi dan agregat demand seperti dibawah ini.
Y = AD = C + I + G
Substitusikan fungsi konsumsi kedalam persamaan diatas.
Y = a + I + G + cY (5.12)
Kumpulkan faktor Y dan autonomous spending sehingga:
Y – cY = D
Y = D
Proses dari pelipatan income atau multiplier ini dapat digambarkan secara grafis pada Gambar 5.3.
Pada awalnya titik keseimbangan adalah pada titik E0 dengan pendapatan OY0 dan pengeluaran agregat OAD0. Kemudian sektor bisnis melihat ada prospek untuk meraih keuntungan dimasa yang akan datang sehingga mereka menambah investasi sebesar ∆D (dapat berupa ∆I). Misalkan tambahan investasi ini meningkatkan AD pada putaran pertama sebesar AE0. Penambahan AD ini langsung menjadi tambahan pendapatan bagi penjual barang input yang dibeli oleh investor, yaitu sebesar AB dan selanjutnya direspon oleh produsen dengan manaikan output dengan jumlah yang sama. Pada putaran kedua tambahan output atau pendapatan kembali dibelanjakan sesuai dengan MPC yaitu sebesar cAB = BC. Pengeluaran tambahan AD ini kembali menaikan pendapatan dan direspon oleh produsen dengan menaikan output sehingga akhirnya proses ini berhenti pada titik E1 dengan tingkat pengeluaran yang lebih tinggi dari semula yaitu, yaitu AD0 AD1.dan pendapatan juga lebih tinggi yaitu sebesar 1/(1-c) kali lipat dari ∆D atau Y0Y1.
Secara geometric MPC adalah slope atau kemiringan dari kurva kosumsi. Karena kurva Consumsi menurut persamaan (5.4) adalah C = a + cY, maka MPC adalah koefisien c, yaitu sama dengan = .
Gambar 5.4.Penurunan Multiplier secara garfik. Pada titik keseimbangan E0, Y0 = AD0 = cY + D. Ketika terjadi penambahan pengeluaran ∆D (dapat berupa I atau G) maka titik keseimbangan berubah. Mula-mula tambahan permintaan menjadi E0A, tambahan permintaan ini merupakan tambahan income sebesar AB bagi penjual (E0A=AB). Melalui proses multiplier tambahan income ini mendorong permintaan lanjutan (BC) yang kemudian kembali direspon oleh produsen dengan menaikan output. Demikian seterusnya sampai proses ini berhenti pada titik keseimbangan baru E1 sehingga tambahan AD atau output menjadi 1/(1-c) kali ∆D yang tidak lain adalah sama dengan Y0Y1= AD0 AD1.
Dari uraian diatasa ternyata besaran multiplier tergantung dengan besaran MPC atau koefisien c, yaitu proporsi dari income yang dibelanjakan oleh konsumen untuk keperluan konsumsi.Semakin besar proporsi income yang dibelanjakan maka semakin besar pula multiplier dan semakin besar pula dampaknya terhadap kenaikan income atau output. Tetapi harus diingat bahwa proses ini hanya bisa berlangsung dalam waktu pendek. Dalam jangka panjang hal ini tidak bisa berlanjut karena income tidak bisa ditopang oleh konsumsi yang tinggi saja karena konsumsi juga teragantung dari income, sedangkan income / output juga ditentukan oleh faktor ril seperti investasi disamping konsumsi, pengeluaran pemerintah dan net export.
Secara empiris hal tersebut diatas adalah benar bahwa konsumsi dalam jangka pendek bisa mendorong pertumbuhan ekonomi karena ekonomi belum mencapai full employement.Misalnya masih banyak pabrik yang belum bekerja penuh, tenaga kerja banyak yang menganggur, dan seterusnya sehingga output masih bisa didorong tumbuh tanpa investasi baru.Tetapi untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, artinya setelah ekonomi mencapai full employement, maka diperlukan investasi baru untuk berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.

Bayu 005

1 komentar:

  1. Halo Semua, nama saya Jane alice seorang wanita dari Indonesia, dan saya bekerja dengan kompensasi Asia yang bersatu, dengan cepat saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua orang Indonesia yang mencari pinjaman Internet agar berhati-hati agar tidak jatuh ke tangan penipu dan fraudstars banyak kreditur kredit palsu ada di sini di internet dan ada juga yang asli dan nyata,

    Saya ingin membagikan testimonial tentang bagaimana Tuhan menuntun saya kepada pemberi pinjaman sebenarnya dan dana pinjaman Real telah mengubah hidup saya dari rumput menjadi Grace, setelah saya tertipu oleh beberapa kreditor kredit di internet, saya kehilangan banyak uang untuk membayar pendaftaran. biaya. . , Biaya garansi, dan setelah pembayaran saya masih belurrm mendapat pinjaman saya.

    Setelah berbulan-bulan berusaha mendapatkan pinjaman di internet dan jumlah uang yang dihabiskan tanpa mendapat pinjaman dari perusahaan mereka, maka saya menjadi sangat putus asa untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor kredit genue online yang tidak akan meningkatkan rasa sakit saya jadi saya memutuskan untuk Hubungi teman saya yang mendapatkan pinjaman onlinenya sendiri, kami mendiskusikan kesimpulan kami mengenai masalah ini dan dia bercerita tentang seorang pria bernama Mr. Dangote yang adalah CEO Dangote Loan Company.

    Jadi saya mengajukan pinjaman sebesar (Rp400.000.000) dengan tingkat bunga 2% rendah, tidak peduli berapa usiaku, karena saya mengatakan kepadanya apa yang saya inginkan adalah membangun bisnis saya dan pinjaman saya mudah disetujui. Tidak ada tekanan dan semua persiapan yang dilakukan dengan transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah mendapatkan sertifikat yang diminta dikembalikan, maka uang pinjaman saya disimpan ke rekening bank saya dan mimpiku menjadi kenyataan. Jadi saya ingin saran semua orang segera melamar kepada Mr. Dangote Loan Company Via email (dangotegrouploandepartment@gmail.com) dan Anda juga bisa bertanya kepada Rhoda (ladyrhodaeny@gmail.com) dan Mr. jude (judeelnino@gmail.com) dan Juga Pak Nikky (nicksonchristian342@gmail.com) untuk pertanyaan lebih lanjut

    Anda juga bisa menghubungi saya melalui email di ladyjanealice@gmail.com

    BalasHapus