Jumat, 19 Mei 2017

INVESTASI

INVESTASI

Untuk memudahkan dan memperdalam pemahaman, dalam
teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk
barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan, dan persediaan barang. Maka
definisi investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang
modal. Perhitungan investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan
nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal,
bangunan, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Jika seorang pengusaha
membeli pabrik dan bangunan yang pernah dipakai orang lain, kegiatan tersebut
tidak dapat dihitung sebagai investasi, sebab kegiatan tersebut tidak menambah
stok barang modal yang baru.
Investasi merupakan konsep aliran, karena
besarnya dihitung selama satu interval peride tertentu. Tetapi investasi akan
memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia pada satu periode tertentu.
Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode
sebelumnya.
a.
Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin,
peralatan produksi dan bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan
barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini
disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap.
b.
Investasi Persediaan
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa
juga dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/
sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap
dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa mendatang.

Kriteria Investasi

a.
Payback Period
Payback periode (periode pulang pokok) adalah
waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan
makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
b.
Benefit/ Cost Ratio
Benefit/ Cost Ratio mengukur
mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil (output)
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebacai C (cost).
Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/ C
sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Bila nilai B/ C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan
lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Proposal
investasi baru diterima jika B/ C > 1, sebab berarti output yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
c.
Net Present Value (NPV)
Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai
nominal. Namun, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan,
sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih
akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan lain dengan menggunakan
metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selish nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
d.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR)
adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan
nil.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

a.
Tingkat Pengembalian yang diharapkan (expected Rate of Return)
Kemampuan perusahaan menetukan tingkat investasi yang
diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1)
Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah
kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
digunakan. Makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka
tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
2)
Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jika perkiraan
tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia optimis, biasanya tingkat
investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh
pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi.
b.
Biaya Investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat
bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
c.
Marginal Effiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Effiency
of Investment (MEI)
1)
Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga
Yang dimaksud dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC)
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
dari setiap tambahan barang modal.
2)
Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Effiency of Investment
(MEI)
MEC akan sama besar dengan MEI pada tingkat bunga tertentu,
di mana pembelian barang modal hanya untuk menggantikan barang modal yang sudah
tidak dapat dipakai lagi.

Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Ditingkat perusahaan, syarat untuk memelihara keuntungan
adalah dengan menjaga agar tingkat produksi tidak berkurang. Untuk itu stok
barang modal tidak boleh berkurang. Dilihat dari sisi ini, investasi merupakan
upaya memelihara stok barang modal. Besarnya investasi yang harus dilakukan
untuk memelihara barang stok adalah senilai persentase penyusutan dikalikan stok
barang modal yang diharapkan. Misalnya, nilai barang modal yang harus tersedia
supaya perusahaan dapat mempertahankan tingkat produksi adalah Rp 10 miliar,
sedangkan penyusutan adalah 10 % per tahun, mak investasi per tahun adalah 10 %
x Rp 10 miliar = Rp 1 miliar. Jika perusahaan ingin meningkatkan keuntungan
dengan cara meningkatkan kapasitas produksi, maka investasi yang dilakukan harus
lebih besar daripada Rp 1 miliar, agar stok barang modal bisa menjadi lebih
besar daripada Rp 10 miliar.
Keputusan perusahaan untuk meningkatkan stok barang modal
dapat memberikan dampak positif terhadap total perekonomian, sebab peningkatan
stok barang modal secara nasional akan dapat meningkatkan kegiatan produksi dan
juga dapat memperluas kesempatan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar