Senin, 29 Mei 2017

Utang Pemerintah Indonesia

UTANG PEMERINTAH INDONESIA




BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemerintah kolonial Hindia Belanda sudah memulai kebiasaan berutang bagi pemerintahan di Indonesia. Seluruh utang yang belum dilunasinya pun turut diwariskan, sesuai dengan salah satu hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia pada waktu itu disertai dengan pengalihan tanggung jawab segala utang pemerintah kolonial. Dilihat dari perspektif utang piutang, maka Republik Indonesia bukanlah negara baru, melainkan pelanjut dari pemerintahan sebelumnya.
Tradisi pengalihan utang kepada pemerintahan berikutnya bertahan sampai saat ini, terlepas dari perpindahan kekuasaan itu berlangsung dengan cara apa pun. Pemerintahan era Soekarno mewariskan utang luar negeri (ULN) sekitar USD 2,1 miliar kepada pemerintahan Soeharto.
Secara spektakuler, pemerintahan Soeharto membebani Habibie dengan warisan utang sebesar USD 60 miliar. Bahkan, pemerintahan Habibie mewariskan utang yang lebih besar, hanya dalam kurun waktu dua tahun. ULN memang “hanya” bertambah menjadi sebesar USD 75 miliar dolar. Namun, utang dalam negeri yang semula nihil menjadi USD 60 miliar (jika dikonversikan), sehingga utang pemerintah secara keseluruhan menjadi sekitar USD 135 miliar.
Tentu tidak adil jika hanya melihat angka utang yang fantastis di era Habibie secara begitu saja. Sebagian masalahnya adalah karena akumulasi utang beserta akibat lanjutan dari kebijakan pemerintahan Soeharto. Bisa dikatakan bahwa Pemerintahan Habibie harus menghadapi krisis moneter dan ekonomi, yang berasal dari era Soeharto.
Bagaimanapun, pewarisan utang pemerintah suatu era kepada era berikutnya telah berlangsung. Tidak ada penghapusan beban utang dalam besaran yang cukup berarti, yang disebabkan oleh per­gantian kekuasaan atau kebijakan pemerintah baru. Keringanan atas beban utang hanya diberikan oleh para kreditur berupa penjadwalan pembayaran untuk waktu yang tidak terlampau lama, ketika ter­jadinya krisis 1997. Krisis justru memaksa pemerintah untuk menambah posisi utangnya melalui pinjaman kepada IMF. Meskipun sifatnya adalah untuk berjaga-jaga dan akhirnya ”tidak diper­gunakan”, biaya utangnya tetap harus dibayar. Selain itu, krisis mem­beri beban tambahan bagi pemerintah. Diantaranya berupa jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, serta tanggungan pemerintah atas beberapa utang swasta yang gagal bayar (default).





B. Rumusan masalah
1.      Apa itu utang pemerintah?
2.      Bagaimana perkembangan utang pemerintah indonesia?
3.      Apa masalah yang mempengaruhi pengukuran utang pemerintah?
4.      Bagaimana pandangan terhadap utang pemerintah?
5.      Bagaimana prospektif utang indonesia?
C. Tujuan penulisan
1.      Mengetahui apa itu utang pemerintah
2.      Mengetahui perkembangan utang pemerintah indonesia
3.      Mengetahui masalah pengukuran utang pemerintah
4.      Mengetahui pandangan terhadap utang pemerintah
5.      Mengetahui prospektif utang pemerintah





BAB II
PEMBAHASAN
1. UTANG PEMERINTAH
1.1. Definisi utang
            Utang merupakan satu kewajiban yang harus dibayar dikemudian hari yang timbul akibat transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan dimana para pemberi pinjaman menyerahkan sesuatu yang berharga pada suatu waktu terrentu dalam pertukaran dengan suatu perjanjian para penerima pinjaman harus membayarnya dikemudian hari, (Lester V. Chandler, 1962 : 40).
            Ada banyak jenis-jenis utang, dalam penulisan ini hanya empat yang kami sebut. Menurut Lester V. Chandler ( 1962 : 43 ), utang terbagi dalam berbagai jenis yaitu :
a. Utang berdasarkan sifat si pemberi pinjaman terbagi atas ;
    - utang perseorangan
    - utang perusahaan
    - utang pemerintah.

b. Utang berdasarkan sifat si penerima pinjaman terbagi atas ;
    - utang yang diberikan olah perseorangan
    - utang yang diberikan oleh perusahaan
    - utang yang diberikan oleh pemerintah.
c. Utang berdasarkan untuk tujuan apa utang itu diciptakan ;
    - utang konsumsi
    - utang produksi.

d. Utang berdasarkan lamanya waktu peminjaman ;
    - utang jangka panjang ( 1-5 tahun )
    - utang jangka pendek ( kurang dari 1 tahun )
    - utang yang dapat segera dibayar.

1.2. Utang Pemerintah
            Utang Pemerintah adalah public debt / national debt yaitu pinjaman yang dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bila pemerintah lebih banyak melakukan pengeluaran dari pada mengumpulkan dana melalui pajak, pemerintah akan meminjam dari sector swasta untuk mendanai defisit anggaran.
Menurut sejarahnya pada awal kemerdekaan, sikap pemerintah Soekarno-Hatta ter­hadap utang luar negeri bisa dikatakan mendua. Di satu sisi, mereka menyadari bahwa utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan sangat dibutuhkan. Negara baru yang baru merdeka ini memerlukan dana untuk memperbaiki taraf kesejahteraan rakyat, yang sudah sedemikian terpuruk karena kolonialisme. Ketiadaan infrastruktur, dan rusaknya sebagian besar kapasitas produksi seperti ladang minyak, membuat penerimaan negara dari sumber domestik belum bisa diandalkan. Hibah dari negara-negara yang bersimpatik ketika awal kemerdekaan tentu saja tidak memadai dan lambat laun di­hentikan. Pilihan yang tersedia adalah mempersilakan modal asing masuk ke Indonesia untuk berinvestasi, serta melakukan pinjaman luar negeri.
Di sisi lain, pemerintah Soekarno-Hatta bersikap waspada ter­hadap kemungkinan penggunaan utang luar negeri sebagai sarana kembalinya kolonialisme. Semangat kemerdekaan masih amat kental, sehingga mereka peka dalam masalah yang berkaitan dengan kedaulatan Indonesia. Suasana ini juga mewarnai dinamika parlemen, sekalipun terdiri dari banyak partai dengan latar idelogis berbeda. Akibatnya, persyaratan yang ketat ditetapkan dalam setiap perundingan berutang kepada pihak luar negeri. Ini berlaku juga ter­hadap masalah penanaman modal asing, termasuk perundingan mengenai tambang dan kilang minyak di wilayah Indonesia.

Bagaimanapun, transaksi utang luar negeri tetap terjadi pada awal kemerdekaan. Sampai dengan tahun 1950, utang pemerintah yang baru tercatat sebesar USD 3,8 miliar, selain utang warisan pemerintah kolonial. Setelah itu, terjadi fluktuasi jumlah utang pemerintah, seiring dengan sikap pemerintah yang cukup sering berubah terhadap pihak asing dalam soal modal dan utang. Selama kurun tahun 50-an tetap saja ada bantuan dan utang yang masuk ke Indonesia. Sikap pemerintah yang berubah-ubah itu dikarenakan kerapnya pergantian kabinet, disamping faktor Soekarno sebagai pribadi.
Sebagai contoh, pada tahun 1962, delegasi IMF berkunjung ke Indonesia untuk menawarkan proposal bantuan finansial dan kerjasama, dan pada tahun 1963 utang sebesar USD17 juta diberikan oleh Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia pun kemudian bersedia melaksanakan beberapa kebijakan ekonomi baru yang bersesuaian dengan proposal IMF. Namun, keadaan berbalik pada akhir tahun itu juga, ketika Malaysia pemerintah Inggris menyatakan Malaysia di­nyatakan sebagai bagian federasi Inggris tanpa pembicaraan dengan Soekarno. Hal ini sebetulnya juga berkaitan dengan nasionalisasi beberapa perusahaan Inggris di Indonesia. Yang jelas, hubungan Indonesia dengan IMF dan Amerika, turut memburuk. Berbagai kesepakatan sebelumnya dibatalkan oleh Soekarno, dan Indonesia keluar dari keanggotaan IMF dan PBB.
Secara teknis ekonomi, telah ada pelunasan utang dari sebagian hasil ekspor komoditi primer Indonesia. Ada pula penghapusan se­bagian utang oleh kreditur, terutama dari negara-negara yang ber­sahabat, setidaknya dalam tahun-tahun tertentu. Akhirnya, ketika terjadi perpindahan kekuasaan kepada Soeharto, tercatat utang luar negeri pemerintah adalah sebesar USD 2,1 miliar. Jumlah ini belum termasuk utang warisan pemerintah kolonial Belanda yang sekalipun resmi diakui, tidak pernah dibayar oleh pemerintahan Soekarno.
Ketika pemerintahan soekarno digantikan oleh soeharto, sikap pemerintahan Soeharto terhadap modal asing berbeda dengan sikap Soekarno-Hatta. Sebagai contoh, undang-­undang pertama yang ditandatangani Soeharto adalah UU no.1/1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang isinya bersifat terbuka dan bersahabat bagi masuknya modal dari negara manapun. Beberapa bulan sebelumnya, IMF membuat studi tentang program stabilitas ekonomi, yang rekomendasinya segera diikuti oleh pemerintah. Indonesia juga telah secara resmi kembali menjadi anggota IMF.
Seiring dengan itu, perundingan serius mengenai utang luar negeri Indonesia berlangsung lancar. Kembalinya Indonesia menjadi anggota IMF dan Bank Dunia, seketika diimbali oleh negara-negara barat berupa: pemberian hibah, restrukturisasi utang lama, komitmen utang baru dan pencairan utang baru yang cepat. Hibah sebesar USD 174 juta dikatakan bertujuan untuk mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi. Restrukturisasi utang yang disetuji bernilai sekitar USD 534 juta. Lewat berbagai perundingan, terutama pertemuan Paris Club, disepakati moratorium utang sampai dengan tahun 1971 untuk pembayaran cicilan pokok sebagian besar utang. Akhirnya, sejak tahun 1967 Indonesia mendapat persetujuan utang baru dari banyak kreditur, dan sebagiannya langsung dicairkan pada tahun itu juga.



1.3. Besarnya Utang Pemerintah

Kita mulai dengan menempatkan utang pemerintah dalam perspektif. Salah satu cara untuk menilai besarnya utang pemerintah adalah membandingkannya dengan jumlah utang-utang negara-negara lain. Tabel 15-1 menunjukkan jumlah uang pemerintah dari 27 negara utama yang ditunjukkan sebagai persentase dari GDP setiap negara. Di puncak daftar itu terdapat negara pengutang terbesar, Jepang dan Italia, yang akumulasi utangnya relatif kecil. Paling bawah adalah Luxemburg dan Australia, yang akumulasi utangnya relatif kecil. Amerika Serikat berada di tengah-tengah. Menurut standar internasional, pemerintah AS tidak hemat tetapi juga tidak boros.




Tabel 1 Berapakah Utang Negara-Negara di Dunia?

Sumber: OECD Economic Outlook.. Data berdasarkan estimasi utang pemerintah bruto dan COP untuk tahun 2005.

Menurut sejarah, penyebab utama kenaikan utang pemerintah adalah perang. Rasio utang-GDP meningkat tajam selama perang dan turun dengan lambat selama masa damai. Banyak ekonom berpendapat bahwa pola sejarah ini adalah cara yang tepat untuk menjalankan kebijakan fiskal.
Satu contoh besamya kenaikan utang pemerintah di masa damai dimulai awal 1980-an. Sewaktu Ronald Reagan terpilih sebagai presiden di tahun 1980, beliau melakukan penurunan pajak dan meningkatkan belanja militer. Peningkatan utang pemerintah selama tahun 1980-an menimbulkan keprihatinan diantara banyak pembuat kebijakan.

2. PERKEMBANGAN UTANG PEMERINTAH
Berdasarkan data dari dalam APBN-P 2010 jumlah keseluruhan cicilan utang pemerintah mencapai angka Rp230,33 trilyun. Cicilan tersebut terdiri atas cicilan pokok sebesar Rp124,68 trilyun dan cicilan bunga Rp105,65 trilyun.

Proporsi anggaran pembayaran utang mencapai 23,21% dari Rp992,4 trilyun penerimaan APBN dimana hampir setengahnya atau 45,87% adalah pembayaran bunga utang pemerintah. Akibat besarnya jumlah cicilan utang, APBN pun mengalami defisit sangat besar, yakni Rp133,75 trilyun.
Sejak tahun 2000, tren cicilan utang pemerintah meningkat . Dari Rp57,69 trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp230,33 trilyun di 2010. Tingkat cicilan utang negara tahun ini meroket hampir 4 kali lipat cicilan utang pemerintah tahun 2000. Hanya pada tahun 2003 cicilan utang turun jumlahnya dari cicilan tahun 2002, dan tahun 2005 dari tahun 2004. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2000, tren cicilan utang tidak mengalami penurunan sama sekali.
Selama 11 tahun terakhir, negara telah membayar utang sebesar Rp1.596,1 trilyun dan 54% di antaranya atau sekitar Rp864,67 trilyun adalah untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo. Jumlah keseluruhan pembayaran utang pemerintah tersebut lebih dari 7,8 kali penerimaan APBN 2000, 4,7 kali penerimaan APBN 2003, 2,5 kali penerimaan APBN 2006, dan 1,6 kali penerimaan APBN 2010. Jumlah ini juga hampir menyamai jumlah utang negara tahun ini Rp1.667,7 trilyun. Sedangkan total pembayaran bunga utang pemerintah lebih besar dari anggaran penerimaan pajak tahun ini Rp743,3 trilyun.
Meski Indonesia telah membayar utang sebesar Rp1.667,7 trilyun selama 11 tahun terakhir, utang Indonesia tidak turun justru membengkak dari jumlah utang pada tahun 2000 yakni Rp1.235 trilyun. Bahkan jika dibandingkan jumlah utang pemerintah tahun 1998 sebesar Rp553 trilyun, jumlah utang pemerintah Indonesia tahun ini bertambah 3 kali lipat sejak krisis moneter.

Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada bulan Februari 2014 sebesar 272,1 miliar dollar AS atau tumbuh 7,4 persen dibandingkan posisi di bulan yang sama pada tahun 2013.

"Posisi ULN pada Februari 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar 129,0 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta 143,1 miliar dollar AS. Dengan perkembangan ini, pertumbuhan ULN pada Februari 2014 tercatat sedikit meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2014 sebesar 7,2 persen (%)," tulis BI dalam pernyataan resmi,

Peningkatan pertumbuhan ULN pada Februari 2014 terutama dipengaruhi kenaikan posisi ULN sektor publik (utang pemerintah dan bank sentral). Adapun pertumbuhan ULN sektor swasta melambat.

ULN sektor publik tumbuh sebesar 3,2 persen (%), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen (%). Sementara itu, posisi ULN sektor swasta tumbuh 11,6 persen (%), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen (%).
"Bank Indonesia memandang berbagai perkembangan ULN sampai Februari 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal. Ke depan, Bank Indonesia tetap memantau perkembangan ULN Indonesia, khususnya ULN swasta, sehingga dapat optimal mendukung ketahanan dan kesinambungan perekonomian Indonesia," tulis BI.

3. MASALAH PENGUKURAN UTANG PEMERINTAH
            Defisit anggaran pemerintah adalah selisih pengeluaran Pemerintah dengan penerimaan pemerintah, yang sama dengan jumlah utang baru yang dibutuhkan pemerintah untuk mendalami operasinya. Definisi ini tampaknya cukup sederhana, tetapi dalam kenyataannya perdebatan mengenai kebijakan fiskal kadang-kadang mempersoalkan bagaimana defisit anggaran seharusnya diukur. Dalam bagian ini kita akan membahas empat masalah dengan ukuran defisit anggaran biasa.

1: Inflasi
Pengukuran yang paling tidak kontroversial adalah koreksi terhadap inflasi. Hampir seluruh ekonom sepakat bahwa utang pemerintah seharusnya diukur dalam bentuk riil, bukan nominal defisit yang diukur seharusnya sama dengan perubahan utang riil pemerintah bukan perubahan utang nominal.

Namun demikian, defisit anggaran yang biasa diukur tidak mengoreksi inflasi. Untuk melihat seberapa besarnya pengaruh kesalahan ini, perhatikanlah contoh berikut. Anggaplah utang pemerintah riil tidak berubah; dengan kata lain, dalam bentuk riil, anggarannya seimbang. Dalam kasus ini, utang nominal harus naik pada tingkat inflasi. Yaitu,
∆D/D = π,
Mana π adalah tingkat inflasi dan D adalah stok utang pemerintah.
∆D =.
Sebagai contoh, pada tahun 1979, pemerintah federal melaporkan defisit anggaran sebesar $28 miliar. Inflasi adalah 8,6 persen, dan utang pemerintah yang dibuat pada awal tahun oleh publik (di luar Bank Sentral AS) adalah $495 miliar.
πD = 0,086 x $495 miliar
= $43 miliar
Koreksi terhadap inflasi membuat defisit anggaran yang dilaporkan sebesar $28 miliar berubah menjadi surplus anggaran sebesar $15 miliar! Dengan kata lain, meskipun utang nominal pemerintah naik, utang riil pemerintah turun.

2: Aset Modal
Banyak ekonom percaya bahwa penilaian yang akurat atas defisit anggaran pemerintah memerlukan penghitungan atas aset pemerintah serta kewajibannya. Biasanya, ketika mengukur utang pemerintah secara keseluruhan, kita seharusnya mengurangi aset pemerintah dari utang pemerintah. Karena itu, defisit anggaran seharusnya diukur sebagai perubahan utang dikurangi perubahan aset.
Prosedur anggaran yang memperhitungkan aset dan kewajiban disebut penganggaran modal (capital budgeting), karena memperhitungkan perubahan modal. Masalah utama dalam penganggaran modal adalah sulitnya memutuskan pengeluaran pemerintah mana yang seharusnya dihitung sebagai pengeluaran modal.

3: Kewajiban yang Tidak Dihitung
Sebagian ekonom berpendapat bahwa defisit anggaran yang diukur adalah keliru karena mengabaikan beberapa kewajiban pemerintah yang penting. Sebagai contoh, perhatikanlah pegawai negeri. Pegawai negeri memberikan jasanya kepada pemerintah saat ini, tapi bagian kompensasi mereka dipotong untuk masa depan. Pada dasarnya, mereka memberikan pinjaman kepada pemerintah. Manfaat pensiun masa depan mereka menunjukkan kewajiban pemerintah tidak jauh berbeda dengan utang pemerintah. Namun kewajiban ini tidak dimasukkan sebagai bagian dari utang pemerintah, dan akumulasi kewajiban ini tidak dimasukkan sebagai baian dari defisit anggaran. Menurut beberapa perkiraan, besar kewajiban implisit ini nyaris sama dengan utang pemerintah.
Bentuk kewajiban pemerintah yang sangat sulit diukur adalah kewajiban kontinjen (contingen liability) kewajiban yang muncul hanya jika peristiwa-peristiwa khusus terjadi. Sebagai contoh pemerintah menjamin berbagai bentuk kredit perseorangan, seperti pinjaman mahasiswa, untuk keluarga berpendapatan rendah dan sedang, serta deposito di bank dan lcmbaga-lembaga simpan pinjam. Jika peminjam melunasi utangnya, pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana; tetapi jika peminjam tidak mampu melunasi, pemerintah yang melunasinya. Ketika memberikan pinjaman ini pemerintah mengambil alih kewajiban kontinjen dari ketidakmampuan peminjam membayar utang. Tetapi kewajiban kontinjen ini tidak tercermin dalarn defisit anggaran, sebagian karena nilainya tidak jelas.



4: Siklus Bisnis
Banyak perubahan dalam defisit anggaran pemerintah terjadi secara otomatis menanggapi perekonomian yang berfluktuasi. Misalnya, kerika perekonomian mengalami resesi, pendapatan turun, sehingga kemampuan seseorang untuk membayar pajak berkurang. Laba juga turun, sehingga perusahaan membayar lebih sedikit pajak pendapatan. Semakin banyak orang yang menjadi tergantung pada bantuan pemerintah, seperti asuransi kesejahteraan dan pengangguran, sehingga pengeluaran pemerintah naik. Bahkan, tanpa adanya perubahan dalam undang-undang perpajakan dan pengeluaran, defisit anggaran akan meningkat.
Untuk memecahkan masalah ini, pemerintah menghitung defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis (cyclically adjusted budget deficit) yang kadangkala disebut defisit anggaran kesempatan kerja-penuh. Defisit yang disesuaikan secara siklis didasarkan pada estimasi mengenai berapa pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak yang terjadi jika perekonomian beroperasi pada tingkat output dan kesempatan kerja alamiahnya. Defisit yang disesuaikan secara siklis adalah ukuran yang berguna karena mencerminkan perubahan kebijakan tetapi bukan tahapan dari siklus bisnis saat ini.

4. PANDANGAN TERHADAP UTANG PEMERINTAH
Pandangan tradisional atas utang pemerintah.
Asumsinya adalah bahwa ketika pemerintah memotong pajak dan menjalani defisit anggaran, konsumen menanggapi pendapatan setelah pajak mereka yang lebih tinggi dengan melakukan pengeluaran lebih banyak.
Pandangan Richardian atas utang pemerintah
Menurut pendapat ini, konsumen melihat kedepan dan karena itu, mendasarkan pengeluaran mereka tidak hanya pada pendapatan sekarang, tetapi juga pada pendapatan masa depan yang mereka harapkan

Logika dasar atas pandangan Richardian
Kosumen yang melihat kedepan memahami bahwa pinjaman pemerintah saat ini berarti pajak yang lebih tinggi di masa depan. Pemotongan pajak yang didanai oleh utang pemerintah tidak akan mengurangi beban pajak ; pemotongan pajak tersebut hanya menjadwal ulang pajak. Karena itu, pemotongan pajak seharusnya tidak mendorong konsumen melakukan pengeluaran lebih banyak.
Implikasi dari equivalensi Richardian adalah bahwa pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi. Rumah tangga menabung kelebihan pendapatan disposible untuk membayar kewajiban pajak masa depan yang ditunjukkan oleh pemotongan pajak. Kenaikan dalam tabungan swasta ini mengoffset penurunan tabungan publik. Tabungan nasional – jumlah tabungan swasta dan publik – tetap sama. Karena itu, pemotongan pajak tidak memiliki dampak seperti yang diprediksi analsisis tradisional.

Konsumen dan pajak masa depan
Esensi dari pandangan Richardian adalah bahwa ketika orang – orang memilih konsumsi mereka, secara nasional mereka melihat pajak masa depan yang diakibatkan oleh utang pemerintah. Para pendukung pandangan tradisional atas utang pemerintah percaya bahwa prospek pajak masa depan tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumsi saat ini seperti yang diasumsikan oleh pandangan Richardian.
Para pendukung pandangan Richardian terhadap kebijakan fiskal mengansumsikan bahwa masyarakat bersikap rasional ketika mengambil keputusan, seperti memilih berapa banyak dari pendapatan mereka yang dikonsumsi dan seberapa banyak yang ditabung. Ketika pemerintah meminjam untuk membayar pengeluaran saat ini, konsumen yang rasional melihat pajak masa depan yang dibutuhkan untuk mendukung utang tersebut. Jadi pandangan Richardian mengasumsikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan dan pandangan jauh kedepan yang baik.
Salah satu pendapat terhadap pandangan tradisional mengenai pemotongan pajak adalah bahwa masyarakat berpandangan pendek, barang kali karena mereka tidak sepenuhnya memahami implikasi dari defisit anggaran pemerintah. Adalah mungkin bahwa beberapa orang mengikuti metode historis ( rules of thumb) yang sederhana dan tidak sepenuhnya rasional ketika memutuskan berapa banyak yang akan ditabung.
Batasan Peminjaman : Pandangan Richardian atas utang pemerintah mengasumsikan bahwa konsumen mendasarkan pengeluarannya tidak hanya pada pendapatan saat ini, tetapi juga pendapatan seumur hidupnya, yang meliputi pendapatan sekarang dan pendapatan yang diharapkan dimasa depan. Menurut pandangan Richardian, pemotongan pajak yang didanai oleh utang akan meningkatkan pendapatan sekarang, tetapi tidak mengubah pendapatan atau konsumsi seumur hidup seseorang. Para pendukung pandangan tradisional berpendapat bahwa pendapatan sekarang lebih penting daripada pendapatan seumur hidup untuk konsumen yang menghadapi hambatan – hambatan dalam meminjam. Batasan peminjaman adalah batas seberapa banyak seseorang bisa meminjam dari bank atau lembaga keuangan lain.
Seorang yang ingin mengkonsumsi lebih banyak daripada pendapatan sekarang mungkin karena ia mengharapkan pendapatan yang lebih penting di masa depan harus melakukannya dengan cara meminjam. Jika ia tidak dapat meminjam untuk membayar konsumsi sekarang, atau hanya bisa meminjam dalam jumlah yang terbatas, maka pendapatannya sekarang menentukan pengeluarannya, tanpa memperhatikan berapa pendapatannya seumur hidup. Dalam hal ini, pemotongan pajak yang didanai oleh utang meningkatkan pendapatan dan konsumsi sekarang, meskipun pendapatan masa depan lebih kecil. Esensinya, bila pemerintah memotong pajak sekarang dan meningkatkan pajak masa depan, pemerintah memberi pinjaman kepada pembayar pajak. Untuk seseorang yang ingin mendapatkan pinjaman tetapi tidak mampu, pemotongan pajak akan memperbesar peluangnya dan mendorong konsumsi.




5. PROSPEKTIF LAIN TENTANG UTANG PEMERINTAH
Anggaran berimbang versus kebijakan fiskal optimal
Terdapat tiga alasan kebijakan fiskal terkadang mengakibatkan defisit atau surplus anggaran
1. Stabilisasi
Defisit atau surplus anggaran dapat membantu stabilisasi perekonomian, pada dasarnya aturan anggaran berimbag akan menarik kembali kekuatan penstabil otomatis dari sistem pajak dan transfer. Saat resesi pajak turun dan transfer naik. Meskipun membantu menstabilkan ekonomi, respon otomatis ini mendorong anggaran menjadi defisit. Aturan anggaran berimbang yang ketat akan mendorong pemerintah menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran di masa resesi, tetapi tindakan ini menekan permintaan agregat
2. Tax smoothing
Defisit atau surplus anggaran dapat digunakan untuk mengurangi distorsi insentif yang disebabkan oleh sistem pajak. Tarif pajak yang tinggi akan meningkatkan biaya dalam masyarakat dengan menekan aktivitas ekonomi. oleh karenanya pemerintah dituntut untuk mempertahankan tarif pajak yang stabil (relatif rendah), dengan cara menerapkan anggaran defisit saat pendapatan rendah atau resesi yang tidak biasa atau pengeluaran tinggi (perang) yang tidak biasa.
3. Re-distribusi intergenerasi
Defisit anggaran dapat digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi sekarang ke generasi mendatang, misalnya untuk membiayai biaya perang, generasi sekarang dapat mendanai perang dengan defisit anggaran dan pemerintah bisa melunasi utang dengan mengenakan pajak pada generasi mendatang.
Dimensi internasional
Utang pemerintah dapat mempengaruhi peran negara dalam perekonomian dunia. Ketika defisit anggaran, pemerintah menurunkan tabungan nasional, hal ini sering mngakibatkan defisit perdagangan yang nantinya akan di danai oleh pinjaman luar negeri. Hubungan antara kedua defisit ini menyebabkan dampak lanjutan atas utang pemerintah.
• Pertama, tingkat utang pemerintah yang tinggi dapat meningkatkan resiko bahwa perekonomian akan mengalami penurunan yang merugikan dalam permintaan atas aset nasional dalam pasar uang dunia (capital flight). Hal ini biasa dimanfaatkan oleh negara-negara untuk melarikan diri dari utang, dengan menyatakan pailit. Jadi ketika utang pemerintah melonjak, investor asing akan membatasi jumlah pinjaman. Jika hilangnya kepercayaan ini terjadi secara tiba-tiba, maka nilai mata uang akan terguncang dan tingkat suku bunga naik.
• Kedua, tingginya tingkat utang pemerintah yang di danai oleh pinjaman luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara tesebut di mata dunia.





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Utang merupakan satu kewajiban yang harus dibayar dikemudian hari yang timbul akibat transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan dimana para pemberi pinjaman menyerahkan sesuatu yang berharga pada suatu waktu terrentu dalam pertukaran dengan suatu perjanjian para penerima pinjaman harus membayarnya dikemudian hari.
            Utang Pemerintah adalah public debt / national debt yaitu pinjaman yang dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Ketika pemerintahan soekarno digantikan oleh soeharto, sikap pemerintahan Soeharto terhadap modal asing berbeda dengan sikap Soekarno-Hatta. Sebagai contoh, undang-­undang pertama yang ditandatangani Soeharto adalah UU no.1/1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang isinya bersifat terbuka dan bersahabat bagi masuknya modal dari negara manapun. Beberapa bulan sebelumnya, IMF membuat studi tentang program stabilitas ekonomi, yang rekomendasinya segera diikuti oleh pemerintah. Indonesia juga telah secara resmi kembali menjadi anggota IMF. Disinilah titik awal perjalanan utang pemerintah yang melilit indonesia, seolah menjadi hal biasa ketika Negara kita berhutang dengan dalih untuk pembangunan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat yang akhirnya negri ini mewariskan utang Negara yang entah kapan bisa selesai.














REFERENSI
http://malikmakassar.wordpress.com/2008/12/16/sejarah-singkat-utang-pemerintah-indonesia/
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/utang-pemerintah-indonesia.html
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/11/14/masalah-pengukuran-defisit-dan-anggapan-hutang-luar-negeri-indonesia-508251.html
http://ilmupengetahuanumumterbaru.blogspot.com/2013/09/utang-pemerintah.html
http://wanspeak.wordpress.com/2011/05/23/utang-pemerintah/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/18/1747405/Utang.Luar.Negeri.Indonesia.Kembali.Naik
www.jurnal-ekonomi.org




2 komentar:

  1. Halo Semua, nama saya Jane alice seorang wanita dari Indonesia, dan saya bekerja dengan kompensasi Asia yang bersatu, dengan cepat saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua orang Indonesia yang mencari pinjaman Internet agar berhati-hati agar tidak jatuh ke tangan penipu dan fraudstars banyak kreditur kredit palsu ada di sini di internet dan ada juga yang asli dan nyata,

    Saya ingin membagikan testimonial tentang bagaimana Tuhan menuntun saya kepada pemberi pinjaman sebenarnya dan dana pinjaman Real telah mengubah hidup saya dari rumput menjadi Grace, setelah saya tertipu oleh beberapa kreditor kredit di internet, saya kehilangan banyak uang untuk membayar pendaftaran. biaya. . , Biaya garansi, dan setelah pembayaran saya masih belurrm mendapat pinjaman saya.

    Setelah berbulan-bulan berusaha mendapatkan pinjaman di internet dan jumlah uang yang dihabiskan tanpa mendapat pinjaman dari perusahaan mereka, maka saya menjadi sangat putus asa untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor kredit genue online yang tidak akan meningkatkan rasa sakit saya jadi saya memutuskan untuk Hubungi teman saya yang mendapatkan pinjaman onlinenya sendiri, kami mendiskusikan kesimpulan kami mengenai masalah ini dan dia bercerita tentang seorang pria bernama Mr. Dangote yang adalah CEO Dangote Loan Company.

    Jadi saya mengajukan pinjaman sebesar (Rp400.000.000) dengan tingkat bunga 2% rendah, tidak peduli berapa usiaku, karena saya mengatakan kepadanya apa yang saya inginkan adalah membangun bisnis saya dan pinjaman saya mudah disetujui. Tidak ada tekanan dan semua persiapan yang dilakukan dengan transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 24 jam setelah mendapatkan sertifikat yang diminta dikembalikan, maka uang pinjaman saya disimpan ke rekening bank saya dan mimpiku menjadi kenyataan. Jadi saya ingin saran semua orang segera melamar kepada Mr. Dangote Loan Company Via email (dangotegrouploandepartment@gmail.com) dan Anda juga bisa bertanya kepada Rhoda (ladyrhodaeny@gmail.com) dan Mr. jude (judeelnino@gmail.com) dan Juga Pak Nikky (nicksonchristian342@gmail.com) untuk pertanyaan lebih lanjut

    Anda juga bisa menghubungi saya melalui email di ladyjanealice@gmail.com

    BalasHapus
  2. Kami adalah organisasi hukum yang dibuat untuk membantu Orang yang membutuhkan bantuan, seperti bantuan keuangan.

    Jadi jika Anda atau Anda berada dalam kesulitan keuangan dalam kekacauan keuangan, dan Anda memerlukan uang untuk memulai bisnis Anda sendiri, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi utang Anda atau membayar tagihan Anda, memulai bisnis yang baik, atau telah meminjam lebih banyak Masalah dari lokal bank, hubungi kami hari ini melalui Email: di catherinewilliamloancompany@gmail.com

    Email: catherinewilliamloancompany@gmail.com


    Aplikasi pinjaman meliputi:

      Nama: _________
      Alamat: _________
      Negara: _________
      Okupasi: _________
      Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan: __________
      Tujuan Pinjaman _________
      jangka waktu kredit__
      Penghasilan bulanan: _________
    Telepon: _________

    Silakan hubungi kami melalui e-mail

    Email kami: catherinewilliamloancompany@gmail.com

    BalasHapus